Selasa, 26 Agustus 2008

Langit Biru

Mentari menyapaku lembut dengan balutan sinarnya
Membuatku terjaga dari buaian bunga tidur
Mengingatkanku akan dirimu, Langit Biruku

Langit Biruku
Saat kuterhempas dari peradaban
Kau hadir disisiku
Mengubah kehampaan dengan keberadaan
Mengubah arti hidupku

Langit Biruku
Kaulah Sapaan saat mentari menampakkan sinarnya
Nyanyian di lembaran kebahagiaanku
Pelipur disaat laraku
Pelindung disaat rapuhku

Langit Biruku
Tak seorang pun yang mengajari ikan berenang
Seekor burung untuk terbang
Seorang bayi untuk tumbuh menjadi dewasa
Dan tak seorang pun yang mengajariku untuk mengingatmu
Hanya kau yang berarti dalam hidupku
Hanya kau, Langit Biruku

Kekasihku

Dalam pekat malam yang dingin
Ketika dewi bulan tengah di peraduannya
Aku di sana bersamamu

Kuhentikan malam-malam sepi di hatimu
Menjadi nada-nada cinta yang bingar
Bagai pesta para raja...
Kamu tersenyum
Seindah lembayung senja
Sebening embun pagi
Aku menyayangimu...

Kupeluk hatimu
Kuberi kehangatan bagai selimut mentari pagi
Kubisikan suara
Tentang esok yang penuh harapan
Aku tak bisa berjanji
Aku tak bisa berkata-kata

Aku hanya bisa menatap
Bola matamu yang indah
Dan kamu bisa merasakan
Segenap jiwaku mencintaimu
Karena Kamu dan Aku tahu
Kamu adalah kekasihku....

Kau dan Aku

Dalam buaian mimpi surga
Ku luapkan cintaku di dadamu
Hanya aku dan kau
Bersatu pada kebahagiaan semata
Tanpa ada air mata

Kau dan aku tak perlu lagi kata-kata
Karena kata-kata t'lah melebur
Di dalam kobaran cinta suci kita

Kau dan aku membentuk dua himpunan rasa
Cintaku padamu dan cintamu padaku
Itulah himpunan cinta kita

Di suatu masa yang jauh dari kepalsuan
Kita memintal benang kasih
Menggenggam dua hati yang bertaut
Menyatu jadi cinta

Hati kita membatu
Jiwa kita meranggas
Udara pekat oleh racun
Tapi dengan cintamu
Ku yakin semua akan membaik

Jatuh Cinta

Coba nyanyikan lagu termerdu yang kau bisa..
Bacakanlah syair termashyur yang pernah ada...
Atau mungkin jarimu bisa menari-nari memainkan harpa...
Untuk bisa menyentuh keindahannya...
Keindahan cinta...

Seutas senyum dari seorang belia...
Matanya berlinang oleh air surga dari jembangan hati yang tumbuh bunga
Mayang rambutnya berkelok ikut bicara..
Tak ada yang lebih ingin dia ungkapkan, selain cinta yang ia rasakan

Masih terpaku tubuhnya di atas rerumputan
Memandang savanna yang seolah tak berbatas
Menitipkan kabar pada angin yang menderu
Kabar bahwa ia merindu...

Bisakah kau bawa aku kesana...
Terbang bersama suara hatiku...
Terbang bersama mega yang berarak
Dan hinggap di atas hati yang kudambakan...

Seketika mendung memayungi jiwanya...
Dan deru angin semakin kuat menghempas tubuhnya...
Tapi ia tetap bertahan....
Untuk seseorang yang didambakan...

Mengertilah angin...
Pahamilah diriku wahai mendung...
Aku tak kan mundur barang sejengkal...
Untuk bernyanyi...
Memainkan harpa dari dawai hatiku...
Hanya untuk cintaku...

Hujan Itu

Waktu itu pagi yang ditemani cahaya mentari
Menembus pepohonan hijau di beranda rumah

Agak silau kutatap wajahmu nan ayu...
Cahaya itu berjalan menghampiri mata

Dan relung jiwa dari sela-sela helai rambutmu
Engkau tersenyum, cerah, secerah pancaran sinar yang semburat Dari tetes embun di dedaunan...

Aku masih belia untuk mengerti gelap malam tanpa rembulan ataupun gemintang yang kadang terlalu malas untuk tersenyum.
Aku hanya mengerti bahasa kalbu dari senyum mu.
Senyuman bak siloka yang tak pernah berakhir...

Kau ajarkan aku menatap kerasnya terik sang surya
Melalui lelehan keringat yang terseka telapak tanganmu nan lembut

Bunda...tak perlu engkau berjalan terlalu jauh hanya untuk senandungkan nada cinta untukku
Sudahlah....bahkan samudra itu takkan pernah bisa berangkuh diri dengan kedalamannya dibandingkan cintamu...
Seribu bintang takkan bisa melukiskan warna cintamu untukku

Aku tahu bunda....
Aku mengerti...telah lama kisah cinta yang kudengar dari burung-burung bernyanyi tentang bagaimana engkau menimangku dengan nada-nada surgawi dari bibirmu

Katakanlah bunda....
Apakah engkau marah ketika kuletakkan debu-debu ditelapak kakimu?
Aku tak mampu bunda...samudera cintamu yang tak bertepi itu takkan pernah bisa kutebus hanya dengan titik air mataku...
Tapi setidaknya bunda....aku harapkan air mataku akan menari hingga membuatmu tersenyum dan memaafkan segala kesalahanku...

Katakanlah bunda....
Maukah engkau memaafkanku?

Datang dan Pergi

Seperti malam dan siang
Seperti mentari dan rembulan
Bagai hari pengisi waktu
Layaknya Bunga bersemi lalu gugur

Dia datang...kemudian pergi
Kamu dan juga aku.....
Kita datang....dan kita pergi...
Dalam sebuah perjalanan waktu

Dari tiada menjadi ada
Dari ada menjadi tiada
Senyuman lalu tangisan...
Datang dan pergi....

Jiwa-jiwa kita terlahir dan menatap dunia
Kita menangis sementara semua orang tersenyum
Akan kah apabila kita pergi dengan senyum
Sementara orang-orang menangis?

Berbahagialah....
Ketika kita di atas punggung waktu
Mengarungi semuanya selaksa makna
Ada arti yang kita bagi
untuk semua...untuk yang kita cinta

Yang Datang dan Yang pergi
Semua ada saatnya....
Semua atas Kehendak-Nya

Cinta

Cinta adalah anugerah yang terindah
Dunia tanpa cinta pastilah akan terasa hampa
Seperti kegelapan tanpa cahaya
Seperti diriku tanpamu

Andai kau dapat melihat hatiku
Andai saja kau dapat membaca fikiranku
Betapa ruang jiwaku penuh bayangan dirimu
Menghiasi hari-hariku
Cintailah aku

Mencintaimu adalah hal terindah dalam hidupku
Mana mungkin aku melupakanmu
Apalagi seumur hidupku
Karena kaulah
Kekasih yang teristimewa

Tanpamu betapa sepi hari-hariku
Tanpamu tiada lagi canda tawaku
Tanpamu betapa hampanya hidupku
Sayangku, ternyata aku tak bisa jauh darimu

Api cinta ini tak kan pernah padam
Bahkan di tengah pusaran badai
Ia akan terus menyala
Seperti seribu kunang-kunang
Yang berpendar bersama di hatimu

Camar Abadi

Lihatlah....
Aku terbang membelah angkasa....
Kukendarai angin dan kupacu badai....
Kutantang terik sembari kukepakan sayap-sayap indahku

Aku melayang di atas biru laut
Aku bertengger di atas gulungan ombak
Aku bernyanyi di setiap pagi

Tak ada satupun yang bisa menodai hariku
Bahkan topan tak pernah bisa menghempaskanku
Aku tahu kemana arah angin
Aku mengerti kemana ombak kan bergulung

Hari-hariku adalah kegembiraan tak berbatas
Air mata adalah duka yang kugubah
Kenestapaan adalah kabar yang kudendangkan
Ketakutan hanyalah sebuah tiupan kecil yang kuhalau dengan sayapku

Kuselamatkan jiwa-jiwa pelaut
Dengan kabar yang kubawa tentang badai
Karena kamu tahu.....
Badai tak kan pernah bisa menghempaskanku

Lihatlah aku melayang di antara awan hitam
Kukepakan sayap-sayapku....
Kulintasi samudaera di bawahku

Karena kamu tahu....
Semua tahu.....
Teriaku mengalahkan deburan ombak
Kepakanku menghempas badai
Kabarku menyelamatkan jiwa-jiwa....
Karena aku....
Aku adalah camar yang abadi....

Bersujud

Ku tau diriku lemah
Tak mampu melawan duka
Hanyalah air mata
Menghiasi wajahku...

Masa lalu itu membunuh mentalku
Mengubur semua harapanku
Memutuskan jalanku menuju masa depan

Kehadiranmu mengubah hidupku
Di tengah badai kau nyalakan lilin harapan
Cahaya cinta bersinar bagai bulan

Buatlah aku tersenyum
Buatlah aku tertawa
Terimakasih atas segala ketulusanmu
Membuatku bahagia

Buatlah aku tersenyum
Buatlah aku tertawa
Bahagiakanlah diriku
Terimakasih, kan ku balas dengan cinta sejatiku...

Bayanganmu Kembali Hadir

T'lah ku coba tuk melupakanmu
Namun akhirnya ku ingat lagi
Mungkin Tuhan tak berkenan memisahkan kita
Walau pun kau masih tak bisa mencintaiku

Kasih..
Cinta ini begitu luar biasa mengikat hatiku
Untuk selalu adakan tempat bagimu
Tiada cinta yang lain
Yang mampu merasuki jiwaku

Ketika ku coba tuk hapus dirimu
Aku tak mampu lakukan itu
Sungguh ku selalu ingat kau
Bila ku sedang sendiri
Bayangan dirimu buat ku rindu

Kasih.. cintailah aku..
Seperti diriku yang mencintaimu
Aku tau ku t'lah berdua
Namun hanya kau yang ku cinta
Hanya kau yang mampu
Membuatku jatuh cinta seperti ini

Kasih….
Tak mampu ku lupakan dirimu
Kenangan indah kita berdua
Tak kan pernah terhapus
Sampai.. ku.. mati

Andai Ku Bisa

Jika aku setetes embun
Maka akan selalu ku sejukkan pagimu

Jika aku mentari yang bersinar
Akan selalu kuterangi harimu dengan cahayaku

Jika aku angin yang berhembus
Kan kuhapuskan semua mendung yang menutupi harimu

Jika aku pelangi
Kan ku hentikan hujan yang membasahimu
Dan ku gantikan dengan keindahanku

Jika aku setetes darah
Kan kupersembahkan diriku untuk dirimu